Happiness

LOVE MY LIFE ^__^
Lets take a moment to say Alhamdulillah for everything that we have ...

Kamis, 07 November 2013

Senja Berbicara



Mentari senja ini begitu lembut menyapaku. Awan putih mulai bergumul, bercengkrama dibalik hamparan langit lepas. Cahaya pendar nampak menyembul berdesakkan keluar seakan berebut ingin menyapa seluruh manusia dibumi. Mereka bahkan tak mengetahui peluh penat yang kami rasakan setiap harinya. Mereka tak mengetahui jalan hidup yang terkadang sukar untuk kami lalui. Mereka tak melihat raut wajah sedih ataupun senang dibalik jasad ini. 

Ya….karna manusia memang pandai menyimpan rahasia. Karna manusia hanya melaksanakan hidup sesuai skenario yang telah dituliskan oleh-Nya. Mungkin senja pun tak mau tau apa yang terjadi, yang mereka tau bahwa mereka diciptakan dengan keindahan cahaya yang mereka miliki untuk mencoba menyapa pada dunia. Karna itulah tugasnya. Apa mereka lelah?? kurasa tidak, karna ku yakin dunia ini begitu membutuhkannya. Itulah yang membuat mereka senantiasa bangun,bangun dan bangun menyapa hari. Setiap waktu. Lagi…lagi…dan lagi.
            
Kurasa hari ini terlalu indah untuk kulewati begitu saja. Selalu ku mencoba menafsirkan apa yang mereka bisikkan. Dari setiap cahaya yang menyembul dibalik awan putih tersebut. Apa mereka bisa melihatku dari jarak sejauh itu? Apa mereka sedang mencoba menyapaku? entahlah….tapi aku yakin mereka bernyawa sepertiku. Karna mereka juga mempunyai Sang Pencipta alam semesta.
             
Apa mereka tau, hari ini aku adalah seorang pengantin. Aku adalah seorang putri yang telah terbangun dari mimpi panjangnya. Mimpi yang cukup melelahkan. Mimpi yang tlah membuatku tersenyum sesaat. Mimpi yang telah membuatku bertemu dengan pangeran seperti dalam negri dongeng.
********
             
Aku berputar-putar diatas hamparan padang rumput. Gaun putih ini dengan manis membalut tubuhku. Aku terlalu sibuk untuk menari besama angin. Helaian kain ini terkoyak, jatuh liar seiring dengan hentakan kakiku. Aku terus berlari riang, aku bahkan tak peduli dimana ujungnya. Aku pun tak peduli jika padang rumput ini terhampar begitu saja tanpa batas. Aku sama sekali tak merasa takut. Kau tau kenapa? karna aku tak sendiri. Ada seseorang disampingku yang akan menjadi malaikat kecilku, Menjadi lentera kecil saat senja itu mulai lelah bersinar. 
            
Inilah impianku. Inilah arti hidupku. Menjadi pengantin?? Ya, bahkan mungkin impian setiap wanita dibumi ini. Telah sejauh ini aku berlari. Tak kusangka akan menemukan kebun mawar putih tumbuh begitu lebat. hahh……rasanya aku benar-benar berperan sebagai seorang putri saat ini. Malaikat kecilku mendekati kebun tersebut. Langkah kakinya dengan tenang berjalan menapaki kebun tersebut. Seakan ia tak memperdulikan duri yang akan melukai telapak kakinya. Aku memahami apa yang ia pikirkan, dia memang selalu menjagaku. Dia tak pernah memperdulikan apapun yang membahayakannya, asalkan aku bahagia. Dia bahkan menghela nafas, dan memberikan nafasnya untukku saat bumi mulai sesak dengan peluh. 
             
Dia terus dan terus berjalan menyusuri kebun itu. Jemarinya lembut menyentuh helaian tangkai mawar putih tersebut dan mulai memetiknya. Ia rangkai satu per satu menjadi sebuah rangkaian mawar putih yang sangat cantik. Aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Mengikuti setiap gerakan jemari yang ia lakukan. Berlari-lari kecil dia mendekat ke arahku. Dengan sesuatu dibalik tangannya. Betul yang kupikirkan, ia memberikan rangkaian mawar cantik itu untukku. 

Aku terus menatapnya. Kulihat salah satu kelopak mawar putih itu ternoda merah. Percikan noda itu terasa masih segar. Kurasa itu darah. Ternyata benar, jemarinya terluka. Darah segar mengalir diujung jemarinya. Merembes meresap ke setiap pori-pori. Namun kulihat dia tetap tersenyum tenang. Tak ada sedikitpun bayang-bayang peluh diwajahnya. Oh Tuhan, mengapa kau ciptakan makhluk seindah ini…rasanya aku tak pantas mendapatkannya. Namun aku mulai mengerti, hanya karna kau sayang padaku, hanya karna kau peduli padaku, hanya karna kau ingin menjadikan dia senja untukku.
             
Aku kembali tersenyum. Dia pun tersenyum tenang, tapi entah apa. Kurasakan dia menyimpan seribu kata dibalik senyumnya itu. Kami saling menggenggam dan berlari bersama. Awan pun pasti memahami apa yang kurasakan. Namun….perlahan genggaman kami terlepas. Seakan ada celah yang tiba-tiba menyusup masuk dan membuat jarak kita menjauh. Aku sekuat tenaga mengejarnya. Namun, rasanya semakin ku kejar ia semakin menjauh. Air mataku menggenang dipelupuk mata, seakan memaksa berdesakkan mencoba keluar.  Pandanganku  buram. Air mata ini mulai meleleh perlahan. Ku rasakan gelap yang sangat mencekam. Aku terjatuh.
******
             
Terhenyak, aku membuka mata. Keringat dingin membasahi tubuhku. Jantungku berdegup kencang. Sekuat tenaga ku mengatur nafas, dan mencoba menerka apa yang baru saja ku alami. Ohh tuhan, malaikatku memang telah benar-benar pergi. Kecelakaan malam itu telah merenggut nyawanya. Jasad itu kini tak bernyawa. Apakah mimpi itu memang sebuah firasat untukku??
           
 Entahlah…bahkan aku blum sempat menerka seribu kata dibalik senyumnya. Apakah yang sebenarnya akan ia katakan? apakah itu salam perpisahan…saperti kata yang tak sempat diucapkan api kepada abu. Yah…itulah, manusia memang pandai menyimpan rahasia. Kita hanya menjalani hidup sesuai skenario-Nya. Dia pergi meninggalkan semuanya. Dia telah berkhianat? dengan meninggalkanku, meninggalkan bunga mawar yang masih ternoda oleh percikan darahnya, meninggalkan mimpinya, meninggalkan pengantinnya, dan meninggalkan dunianya. Menjalankan sebuah skenario perpisahan yg cukup pedih. 

Tapi, perpisahan ini bukan akhir dari segalanya. Perpisahan ini hanyalah perpindahan kehidupan sementara. Namun, aku tak hendak membencinya. Aku yakin dia tidak berkhianat. Dia hanya mewujudkan impiannya menjelma menjadi senja yang abadi. Aku yakin disana ia sedang berkumpul bersama cahaya senja. Dia tidak meninggalkanku. Pedih. Aku pun tersenyum. Senyum getir.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar