Happiness

LOVE MY LIFE ^__^
Lets take a moment to say Alhamdulillah for everything that we have ...

Rabu, 16 September 2015

Hiking lalaala... (romantika Rok, Keril dan Sendal Gunung)

Assalamualaikum.........
Entah kali ke berapa aku menuliskan tentang ini, tentang satu dari berjuta ciptaan Allah yang indah.
Aku tetap cinta tempat ini, meskipun.... meskipun memang tak pernah bisa terlupakan setiap inci jejak kaki yang pernah kutinggalkan disini. Jejak kakiku mungkin terlampau pekat disini.Ada hal yang terpaksa harus aku kubur dalam-dalam disini.

Oh ya.... sekarang aku mulai terbiasa dengan peralatan tempur gunung yang sesungguhnya. Hehe... setelah tahun kemarin selalu salah kostum. Sekarang udah engga lagi ya....aku sudah mulai akrab dengan sendal gunung, keril, sleeping bag, matras, nesting, parapin, kompor gas ala-ala anak gunung, tenda dan peralatan tempur lainnya. Ehh... sekarang aku udah belajar ngerangkai tongkat2nya juga, menyatukannya hingga menjadi tenda yang berdiri kokoh anti badai dan anti mainstream (#lebay). hehe..... ^_^ 
Sendal Gunung yang mulai berubah warna

Suasana kali ini terasa berbeda, banyak hal yang berubah.... terasa lebih nyaman dan akrab dari biasanya. Mungkin tubuhku sudah mulai terbiasa dengan segala kondisinya. Kami berniat menikmati sunset dan sunrise disini. Melihat situasi pondok perkemahan, dan hemm..... ini sama sekali bukan seperti di gunung, udah mirip kaya di pasar, penuh dengan umat manusia dengan tenda berbagai warna. Cantik memang..... So kita bermalam disini kah?? achh tidak kawan. Hari masih cerah, sambil menikmati sunset, kita mencari tempat lain yang lebih indah, jauh dari kebisingan dan keramaian, supaya nanti malem acara muhasabah kita bisa sukses. hihi... (ekspektasi nya begitu...)


Muka capeee


4 Jam sudah berlalu.... nafasku mulai tersengal-sengal dibuatnya. Ini kahh ohh rasanyaa, nanjak-nanjak bawa keril sendiri. Padahal isinya apa? eemm.... kira-kira isinya, bagian paling bawah itu sleeping bag, kemudian jaket, baju ganti, alat mandi, beras, air mineral, cemilan-cemilan (roti, coklat, chiki), topi, syal, obat-obatan pribadi, sarung tangan, masker, dan terakhir gulungan matras di atas.
"Udah itu aja?"
"Iya"
"Ga bawa boneka?"
"Iya td nya mau dbawa, tp ach sudahlah bisi katirisan dianya" wkwk....
"Trus bahan makanan lain? tenda? nesting? dll... nya mana?"
Ohh... tenang pemirsa, itu ada oknum tertentu yang membawanya (nasib jd anak bawang yang disayang :p)

Haduh pipi... (-_-)'



Senja sudah mulai masuk diperaduannya. Kamu tau hal apa yang selalu aku  nantikan di setiap harinya? Memperhatikan matahari yg mulai meredup secara perlahan, dari sudut manapun itu aku selalu suka. Salah satu hal yang sayang sekali untuk dilewatkan ya ini. Pemandangan yang lumrah, sederhana, tp indah dan menenangkan. Alhamdulillah........

Malam pun tiba... bahagia itu sederhana, bukan hanya bisa liat lampu-lampu kota dari kejauhan, tp jg bisa liat tenda dengan lampu cantiknya yang berwarna-warni, di bawah bintang-bintang. Entah kenapaa semakin malam bintangnya semakin banyak bermunculan memenuhi langit. Tolong jelaskan untuk saat ini,, adakah hal yang lebih indah daripada ini???
Aku mulai menelan berbagai ramuan, dr mulai jahe, madu, t*lak angin, coklat, padahal udah makan malem da itu teh, haha... ach apapun itu aku telan sajalah, asalkan badanku bs kuat, tidak tumbang melawan suhu dan angin di puncak yang mulai menantang ini. Baik-baik ya kamuh badan aquh.... kan Strong Girl.Ya kan kan kan..... !!

Real pict no edit


Berdiam diri depan api unggun memang udah paling bener ketika berada dititik beku kaya gini, rasanyaa pengen nyebur ajaa ke tumpukan bara api itu. heu...... anehnya, sudah selarut ini, tapi si ngantuk belum jg dateng... padahal tadi siang udah cape-capean, panas-panasan, sempet tigusruk dsb juga.  Sebelotot apapun ini mata, harus maksain buat tidur, karena besok kan harus turun gunung dalam kondisi fit. Cari posisi senyaman mungkin, pake handbody, eh bukan. Pake minyak kayu putih, kaos kaki, jaket, dan sleepingbag. Selamat malam dan selamat bobo cantiik.

Achh tapi kenyataan tak seindah ekspektasi, entah gimana ceritanya...padahal aku tidur bener-bener didekap sama sleepingbag, tapi ternyata tetep aja motah. Aku nya sih ga nyadar, tapi temen yg bobo tepat disamping aku itulah korbannya. Hahaa.... Maaf ya teman, maafkan atas tangan dan kaki aku yang ga bisa diem, beneran ga sengaja dan sungguh tidak sadarkan diri.
Achh sudahlah, emang ga bakat bobo cantik aja aku mah, mau gimana-gimana jg posisinya tetep ajaa bobonya motah, ga bisa diem. huhu....
Udah alhamdulillah banget ini juga bisa bobo dengan nyenyak... akhirnya malam yg dingin terlewati juga. Beres sholat subuh langsung prepare masak, dan nyiapin seduhan yang anget-anget. Kamu kalo ngecamp suka makan apa?

Selamat Makan
Meskipun lagi ngecamp, gada alasan buat makan sembarangan yaa..... apalagi makan mie melulu. Jangan deh, nikmatin puncak seindah ini lebih maksimal lg klo ditemenin sama makanan yang enak-enak. Makan spagheti, roti bakar, sosis goreng, sayur sop, bakwan, tempe goreng, nasi goreng, lalabnya brokoli, wortel, dll... haha... peralatan masak yang kita bawa memang super lengkap, jd sangat memungkinkan kita masak sebanyak ini, niat banget lahh sarapan yg enak2 sambil liatin sunrise.. How beautiful life...

Olahraga paling menyenangkan itu ya naik gunung, dan coba liat ini betisnya udah kaya apa? bukan tales bogor lagi kayaknya, udah kaya betis mamang becak ini mah. Biarin lah.. da bukan lemak ini mah, tapi otot (meureun). hihi...

Terkadang keluar dari zona nyaman itu, benar-benar bisa membuka mata kita tentang dunia, bukan hanya dari sudut alamnya tapi juga tentang sumber daya manusianya. Ga salah kalo ada yang bilang bahwa pembelajaran hidup itu bisa kita dapatkan saat kita melakukan traveling.Ya, sisi humanis seorang manusia bisa lebih aku rasakan ketika disini, ketika melakukan perjalanan di alam, dibandingkan dengan pada saat dalam keadaan normal menjalani rutinitas sehari-hari. Bukan hanya sekedar saling melempar senyum saat berpapasan dengan pendaki lain pada saat mendaki, namun disini kami semua berbagi semangat, tak segan untuk membantu ketika ada yang membutuhkan bantuan, saling menguatkan, saling berbagi makanan juga, hhehe.... meskipun kita belum pernah bertemu sebelumnya antara satu dgn yang lainnya. Namun ya itulah.... semua mengalir begitu saja, Indahnya Kebersamaan. Semoga sehat-sehat semua ya.... Aamiin....



Oh iyaa, Mt. Prau yaa... InsyaAllah

Foto-fotonya masih OTW ini ^__^
sabar yahh...






























































































Selasa, 08 September 2015

Selamat Pagi Anomali




Kalau kamu sudah bangun dan membaca tulisan ini.
Ada satu hal menarik di dunia ini yang mungkin perlu kamu ketahui.
Bahwa mungkin seseorang yang datang ke dalam hidupmu nanti bukanlah orang yang baik.
Baik dalam arti yang sebenarnya.
Ada bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya yang telah menjadi masa lalu.
Pun setiap orang merasa ingin mengubur masa lalunya. Ia ingin berbagi denganmu.
Mengawali sesuatu dengan kejujuran.

Mungkin ia baru saja beranjak setelah sekian tahun bergelut dengan dirinya sendiri.
Bertanya ke sana kemari hanya untuk mengetahui apakah Tuhan itu masih mungkin mengampuninya atau tidak. Dan rasa khawatir atas pengampunan itu senantiasa menyertai langkah kakinya. Hidupnya kini sangat hati-hati.

Ia mungkin bukan orang baik. Tidak sebaik sebagaimana pengetahuanmu tentangnya selama ini.
Ia akan datang menjadi ujian bagimu.
Ia tidak berharap diterima, tapi ia senantiasa mengusahakanmu.
Ia bahkan sudah bersyukur karena mengenalmu membuatnya berusaha menjadi lebih baik.
Ia sudah ikhlas dengan keputusanmu bahkan sebelum dia mengutarakan keinginannya.
Andai kamu berada di posisi hidupnya. Bagaimana perasaanmu..............

Pagi, bersama secangkir teh yang semakin lama kian pekat.





Rabu, 02 September 2015

Untukmu Semesta

Hai semesta...
Bersediakah kau bermain origami??
Akan aku ajarkan, bagaimana cara melipat jarak dengan rindu.
Aku ajarkan cara melipat suka maupun luka dalam satu lipatan tanpa celah.
"benarkah tanpa celah?"
Ah... tidak juga, jika kau memperhatikannya dengan seksama.
Hai semesta...
Bersediakah kau berpura-pura tidak tau tentang ini??
Anggap saja aku sedang meracau.
Menekan setiap tuts keyboard tanpa mempedulikan huruf apa.
Ini mungkin memang sebuah titik akhir,
namun aku tetap saja berterimakasih, ya dengan ringan kulayangkan ini untukmu.
Dengan ringan??
Ah... tidak juga. (lagi-lagi)
Namun bukankah waktumu sudah cukup pekat tergerus detik yang kau habiskan dengan aku yang anomali?
Oh ya semesta, Mungkin kau pernah tersenyum bahkan menertawakan aku,
Aku yang terlihat dari kejauhan berjalan beriringan dengan makhluk-Nya
Bersama detik, bersama menit, bersama awan yang kian mengabu, bersama angin yg merebak, bersama air mata yg mengisak, juga bersama tawa yang meriuh. bergemuruh.
Dan kau tau, hari ini aku belajar tentang jarak dan tenggang waktu,
Tentang langkah kaki kami yg menyusuri bumi-Nya, 
Tentang bagaimana hukum alam itu terus berlari tanpa kita sadari.
Saat itu... ya saat itu, beberapa waktu yang tak terhitung lamanya, pada satu masa.
Menurutmu.... apakah tulang itu bisa salah letak??
Tolong tanyakan pada Tuhanku...

-Altitah-